Jendela

bagian bangunan yang transparan dan dapat dibuka untuk pertukaran udara

Jendela, natang[1] atau tingkap[2] adalah yang dapat diberi penutup dan diberikan, biasanya dipasang pada dinding atau tempat yang kurang cahaya dan udara.[3][4] Jendela bisa memiliki banyak bentuk yang berbeda, seperti segitiga, persegi, lingkaran, atau bentuk tak beraturan.

Sebuah jendela rumah di Inggris
Perdana Menteri Malaysia Mahathir Mohamad bersama Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Mike Pompeo melihat keluar jendela pada tahun 2018

Istilah jendela dalam sistem operasi yang mirip dengan Microsoft Windows atau Mac OS, jendela ialah bagian layar yang menampilkan beberapa data kepada pengguna. Ada banyak jendela, sebagai contoh adalah penjelajah web yang kini sedang kita gunakan. Jendela sering dilengkapi dengan kunci sebagai pengamanan.

Etimologi

sunting

Kata jendela berasal dari kata portugis, yaitu janela yang memiliki arti pintu kecil, yang berasal dari kata Latin, januella atau janua, dari kata ianua atau lanua yang memiliki arti dewa Romawi untuk pintu dan gerbang. Namun sumber lain mengatakan bahwa, jendela berasal dari akar kata Proto-Austronesian zana' atau zanal yang berarti membuka, hal ini didukung dengan kesamaan kata jendela pada bahasa austronesia lain seperti Tagalog.

Sedangkan istilah tingkap berasal dari bahasa Melayu, dimana awalnya tingkap merujuk pada segala lubang yang dapat dibuka tutup (lebih kecil dari pintu) dari suatu bangunan dan kini maknanya bergeser menjadi berpadanan dengan jendela. Kata tingkap memiliki akar kata yang sama dengan kata singkap dalam bahasa Indonesia, hukab, lekab, rungkap, ingkap, ekab, dan tukab dalam induk bahasa Proto-Melayu-Polinesia Barat, lingkap dalam bahasa jawa, hingkib dalam bahasa Kadazan Dusun dan tingkab dalam bahasa Tagalog yang semuanya memiliki arti untuk membuka.

Sejarah

sunting

Pada abad ke-13 SM, jendela paling awal adalah bukaan tanpa glasir pada atap agar dapat menerima cahaya pada siang hari. Jendela ditutupi dengan kulit binatang, kain, atau kayu. Jendela yang bisa dibuka dan ditutup adalah yang berikutnya. Seiring berjalannya waktu, jendela dibangun untuk melindungi penghuninya dari cuaca dan mentransmisikan cahaya, menggunakan beberapa potongan kecil bahan tembus cahaya, seperti potongan tanduk binatang tembus pandang, lembaran kertas, irisan tipis marmer (seperti fengite ), atau pecahan kaca, dipasang dalam rangka kayu, besi atau timah. Di Timur Jauh, kertas digunakan untuk mengisi jendela. Bangsa Romawi adalah pengguna kaca pertama yang diketahui untuk jendela, memanfaatkan teknologi yang kemungkinan besar pertama kali dikembangkan di Mesir Romawi. Khususnya, di Alexandria c. Pada tahun 100 M, jendela-jendela kaca cor, meskipun sifat optiknya buruk, mulai bermunculan, namun ini adalah produksi kecil yang tebal, tidak lebih dari stoples kaca tiup (bentuk silinder) yang diratakan menjadi lembaran-lembaran dengan pola lurik melingkar di seluruh bagiannya. Diperlukan waktu lebih dari satu milenium sebelum kaca jendela menjadi cukup transparan untuk melihat dengan jelas, seperti yang kita harapkan sekarang. Pada tahun 1154, Al-Idrisi menggambarkan jendela kaca sebagai ciri istana milik raja Kekaisaran Ghana

Selama berabad-abad, teknik dikembangkan untuk memotong salah satu sisi silinder kaca yang ditiup dan menghasilkan kaca jendela persegi panjang yang lebih tipis dari bahan kaca dalam jumlah yang sama. Hal ini memunculkan jendela-jendela sempit yang tinggi, biasanya dipisahkan oleh penyangga vertikal yang disebut tiang jendela . Jendela kaca berjendela adalah jendela pilihan di kalangan orang kaya di Eropa, sedangkan jendela kertas ekonomis dan banyak digunakan di Tiongkok kuno, Korea, dan Jepang. Di Inggris, kaca baru menjadi umum digunakan pada jendela rumah biasa pada awal abad ke-17, sedangkan jendela yang terbuat dari kaca tanduk binatang mulai digunakan pada awal abad ke-14.

Jendela dari lantai ke langit-langit bergaya modern menjadi mungkin hanya setelah proses pembuatan kaca pelat industri disempurnakan. Jendela modern biasanya diisi menggunakan kaca, meski ada juga yang berbahan plastik transparan.

Bagian jendela

sunting
  •  
    Bagian-bagian jendela dalam bahasa Indonesia
    Rimbat (Ledge) : Segala permukaan horizontal yang terletak di bawah bagian jendela, yang membentuk ruang atau celah antara dinding dan jendela, atau menjorok ke luar yang dapat digunakan sebagai tempat duduk, tempat tanaman atau benda.
  • Kalang (Stool) : Papan atau balok horizontal yang dipasang pada bagian bawah jendela, menjorok ke luar dan yang dapat digunakan sebagai tempat duduk, atau tempat benda berada.
  • Lapik (Apron) : Balok yang dipasang dibawah bagian jendela yang menyangga kalang atau rimbat
  • Regan (Sash) : Bagian jendela yang dapat digerakkan untuk menahan panel kaca pada tempatnya, baik digeser kanan-kiri, geser atas bawah, dibuka keluar dalam atau dibuka kedalam atau keluar.
  • Jeriji (Grilles) : Bukaan dari beberapa celah yang berdampingan di dinding, lembaran logam atau penghalang lainnya, biasanya untuk memungkinkan udara atau air masuk dan/atau keluar.
  • Kisi-kisi (Louvre) : Kerai atau penutup jendela dengan bilah horisontal yang dimiringkan untuk menerima cahaya dan udara, tetapi melindungi dari hujan dan sinar matahari langsung.
  • Susuran (Rail) : Bagian pinggir luar dari suatu regan jendela, atau bagian pinggir dalan suatu jendela dalam jendela tetap.
  • Bendul (Sill) : Struktur atau permukaan horizontal di bagian bawah jendela yang berfungsi untuk menopang dan menahan jendela pada tempatnya secara struktural.
  • Kusen (Jamb) : Bilah kayu samping membujuri , melitangi, atau melapisi pintu, jendela atau bukaan lainnya, dimana engsel, petak dan regan jendela dipasang.
  • Petak (Panes) : Bagian jendela atau panel jendela yang disekat oleh jerjak, atau lapisan menonjol pada jendela lain yang biasanya berupa kaca atau kayu.
  • Bingkai (Casing) : Struktur kokoh yang membungkus rangka jendela,
  • Sembir (Trim) : Bagian dekoratif dari suatu bingkai atau kusen jendela terluar yang seringkali menonjol ke luar.
  • Bilah petak atau Reruji (Muntin) : Potongan kayu atau logam yang memisahkan dan menahan petak kaca di jendela.
  • Bilah sekat (Mullion) : Elemen vertikal yang membentuk pembagian antar unit jendela atau layar, atau digunakan sebagai dekorasi.
  • Pakau (Stile) : Penopang vertikal utama bingkai selempang jendela
  • Gerendel (Latch) : Pengikat mekanis yang menyatukan dua (atau lebih) benda atau permukaan sekaligus memungkinkan pemisahan secara teratur.
  • Engsel (Hinge) : Alat yang digunakan untuk menghubungkan dua objek agar dapat berputar atau bergerak satu sama lainnya.

Penutup jendela

sunting

Tirai (Curtain)

sunting

Potongan kain atau tekstil yang digunakan untuk menghalangi cahaya yang dipasang pada petak jendela.

Kerai (Blind)

sunting

Penutup jendela yang terdiri dari beberapa bilah panjang horizontal atau vertikal dari berbagai jenis bahan keras, termasuk kayu, plastik, atau logam yang diikat dengan tali yang melewati bilah Kerai.

Rana (Shutter)

sunting

Penutup jendela yang kokoh dan stabil yang biasanya terdiri dari bingkai papan vertikal dan landasan horizontal.

Teritisan (Awning)

sunting

Atap tambahan yang menjadi bisa dibuat secara terpisah dengan atap utama dan dapat dipasang pada jendela untuk meredam silau atau air hujan.

Lihat juga

sunting

Referensi

sunting
  1. ^ "Arti kata natang - Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Online". kbbi.web.id. Diakses tanggal 2024-04-08. 
  2. ^ "Arti kata tingkap". Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kemendikbud. KBBI Daring. Diakses tanggal 26 Maret 2023. 
  3. ^ "Definisi: jendela, Arti Kata: jendela". artikata.com. 
  4. ^ (Indonesia)http://bahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/index.php Diarsipkan 2014-05-27 di Wayback Machine.