Konvensi Peking
Konvensi Peking atau Konvensi Pertama Peking adalah nama yang digunakan untuk tiga perjanjian yang berbeda, yang dilakukan antara Qing Tiongkok dan Britania Raya, Prancis, dan Rusia.
Konvensi Peking | |||||||||||
---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|---|
Hanzi tradisional: | 北京條約 | ||||||||||
|
Latar belakang
suntingTanggal 18 Oktober 1860, ketika Perang Opium Kedua, tentara Britania dan Prancis memasuki Kota Terlarang di Beijing. Setelah kekalahan Tiongkok, Pangeran Gong dipaksa menandatangani dua perjanjian atas pemerintah Qing dengan Lord Elgin dan Baron Gros, yang mewakili Britania dan Prancis.[1] Meskipun Rusia bukan msuuh, Pangeran Gong juga menandatangani perjanjian dengan Nikolay Muravyov-Amursky.
Rencana awalnya adalah membumihanguskan Kota Terlarang sebagai hukuman atas penindasan terhadap tahanan Eropa oleh orang-orang Qing. Karena pembakaran itu dapat mengacaukan penandatanganan perjanjian ini, rencana beralih ke pembakaran rumah kebun Kaisar di Qīngyī Yuán dan Yuánmíng Yuán.[1] The treaties with France and Britain were signed in the Ministry of Rites building immediately south of the Forbidden City on 24 October 1860.[2]
Sebutan
suntingWilayah ini dikenal sebagai Kowloon yang disewa pada Maret 1860. Konvensi Peking mengakhiri penyewaan ini, dan memberikan tanah ini pada Britania tanggal 24 Oktober 1860.[3]
Artikel 6 Konvensi antara Tiongkok dan Britania Raya memaksa Tiongkok memberikan bagian dari selatan Semenanjung Kowloon yang sekarang menjadi Boundary Street, Kowloon, dan Hong Kong (termasuk Stonecutters Island) kepada Britania.
Perjanjian ini juga memberikan bagian dari Manchuria Luar kepada Kekaisaran Rusia. Memberikan Rusia hak atas Ussuri krai, bagian dari Primorye saat ini, teritori yang berhubungan dengan provinsi Tartaria Timur di Manchu kuno. Perjanjian ini dianggap sebagai salah satu Perjanjian Tak Adil.
Akibat
suntingPemerintah Britania Raya dan Republik Rakyat Tiongkok (RRT) melakukan Deklarasi Bersama Tiongkok-Britania atas Pertanyaan Mengenai Hong Kong tahun 1984, dimana kedaulatan teritori sewaan itu, bersama dengan Pulau Hong Kong, diberikan di bawah Perjanjian Nanking (1842), dan Kowloon (selatan Boundary Street), yang dijadwalkan diberikan pada RRT tanggal 1 Juli 1997.
Pranala luar
suntingCatatan kaki
sunting- ^ a b c Harris, David. Van Slyke, Lyman P. [2000] (2000). Of Battle and Beauty: Felice Beato's Photographs of China. University of California Press. ISBN 0-89951-100-7
- ^ Naquin, Susan. [2000] (2000). Peking: Temples and City Life, 1400-1900. University of California Press. ISBN 0-520-21991-0
- ^ Endacott, George Beer. Carroll, John M. [2005] (2005). A Biographical Sketch-book of Early Hong Kong. HK University press. ISBN 962-209-742-1