Retno Marsudi
Retno Lestari Priansari Marsudi (lahir 27 November 1962[1]) adalah seorang diplomat Indonesia yang menjabat sebagai Menteri Luar Negeri perempuan pertama[2] Indonesia yang menjabat sejak 27 Oktober 2014. Setelah menjabat pada Kabinet Kerja, Retno kembali dipercaya dan dilantik oleh Presiden Joko Widodo sebagai Menteri Luar Negeri untuk Kabinet Indonesia Maju pada 23 Oktober 2019.
Retno Lestari Priansari Marsudi | |
---|---|
Utusan Khusus Sekjen PBB untuk Isu Air | |
Mulai menjabat 1 November 2024 | |
Pendahulu Jabatan baru Pengganti Petahana | |
Menteri Luar Negeri Indonesia ke-17 | |
Masa jabatan 27 Oktober 2014 – 20 Oktober 2024 | |
Presiden | Joko Widodo |
Wakil Menteri | A.M. Fachir (2014–19) Mahendra Siregar (2019–22) Pahala Mansury (2023–24) |
Penghargaan
| |
Sunting kotak info • L • B |
Retno Marsudi | |
---|---|
Duta Besar Indonesia untuk Belanda | |
Masa jabatan 21 Desember 2011 – 16 Januari 2015 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono Joko Widodo |
Pengganti I Gusti Agung Wesaka Puja | |
Duta Besar Indonesia untuk Norwegia ke-8 | |
Masa jabatan 2005 – Juni 2008 | |
Presiden | Susilo Bambang Yudhoyono |
Pendahulu Hatanto Reksodiputro Pengganti Esti Andayani | |
Informasi pribadi | |
Lahir | Retno Lestari Priansari 27 November 1962 Semarang, Indonesia |
Kebangsaan | Indonesia |
Partai politik | Independen |
Suami/istri | Agus Marsudi (m. 1988) |
Anak |
|
Orang tua |
|
Almamater | Universitas Gadjah Mada Haagse Hogeschool |
Profesi | Diplomat |
Sunting kotak info • L • B |
Sebelum menjabat sebagai Menteri Luar Negeri, Retno Lestari Priansari Marsudi merupakan Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda di Den Haag.
Riwayat Hidup
suntingMasa kecil dan pendidikan
suntingRetno Marsudi lahir di Semarang, Jawa Tengah, pada 27 November 1962. Dia menempuh pendidikan menengah atasnya di SMA Negeri 3 Semarang sebelum akhirnya memperoleh gelar sarjana S-1 Ilmu Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta pada tahun 1985.[3][4] Ia lalu mengambil beberapa program studi lain, yaitu "Undang-Undang Uni Eropa" di Haagse Hogeschool di Den Haag dan "Studi Hak Asasi Manusia" di Universitas Oslo. [5]
Karier
suntingSetelah lulus, ia bergabung dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia. Dari tahun 1997 hingga 2001, Retno menjabat sebagai sekretaris satu bidang ekonomi di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Den Haag, Belanda.[6] Pada tahun 2001, ia ditunjuk sebagai Direktur Kerja Sama Intra-Kawasan Amerika-Eropa.[3] Retno dipromosikan menjadi Direktur Eropa Barat pada tahun 2003.[6]
Pada tahun 2005, ia diangkat sebagai Duta Besar Indonesia untuk Norwegia dan Islandia.[7] Selama masa tugasnya, ia memperoleh penghargaan Order of Merit dari Raja Norwegia pada Desember 2011, menjadikannya orang Indonesia pertama yang memperoleh penghargaan tersebut.[2] Selain itu, ia juga sempat mendalami studi hak asasi manusia di Universitas Oslo.[8] Sebelum masa baktinya selesai, Retno dikirim kembali ke Jakarta untuk menjadi Direktur Jenderal Eropa dan Amerika, yang bertanggung jawab mengawasi hubungan Indonesia dengan 82 negara di Eropa dan Amerika.[9]
Retno kemudian dikirim sebagai Duta Besar Indonesia untuk Kerajaan Belanda pada tahun 2012.[3] Ia juga pernah memimpin berbagai negosiasi multilateral dan konsultasi bilateral dengan Uni Eropa, ASEM (Asia-Europe Meeting) dan FEALAC (Forum for East Asia-Latin America Cooperation).[3]
Pada 2017, Retno mendapatkan penghargaan sebagai agen perubahan di bidang Kesetaraan Gender dan Pemberdayaan Perempuan. Penghargaan tersebut diberikan oleh UN Women dan Partnership Global Forum (PGF). UN Women adalah lembaga PBB yang bertugas memajukan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan. Sementara PGF adalah lembaga non-profit yang bertujuan memajukan kemitraan inovatif bagi pembangunan. Penghargaan ini diserahkan oleh Asisten Sekretaris Jenderal PBB yang juga selaku Deputi Direktur Eksekutif UN Women Lakhsmi Puri pada acara jamuan makan siang di sela pelaksanaan Sidang Majelis Umum PBB ke-72 di Markas Besar PBB, New York.[10]
Pada tanggal 27 Oktober 2014, Retno dilantik menjadi Menteri Luar Negeri Kabinet Kerja periode 2014-2019. Kemudian pada tanggal 23 Oktober 2019, Retno kembali diminta untuk membantu presiden Joko Widodo pada susunan Kabinet Indonesia Maju untuk melanjutkan kiprahnya sebagai Menteri Luar Negeri.
Kehidupan pribadi
suntingRetno menikah dengan Agus Marsudi, seorang arsitek, dan dikaruniai dua orang anak, yaitu Dyota Marsudi dan Bagas Marsudi.[8]
Negara | Tanggal | Tanda Kehormatan | Pita Harian | Post Nominal |
---|---|---|---|---|
Indonesia | 11 November 2020 | Bintang Mahaputera Adipradana[12][13] | ||
Norwegia | 15 Desember 2011 | Commander with Star of the Royal Norwegian Order of Merit[14][15] | ||
Belanda | 12 Januari 2015 | Knight Grand Cross of the Order of Orange-Nassau[16][17] | ||
16 September 2024 | Golden Order of Merit from Ministry of Foreign Affairs[18] | |||
Brunei | 6 Oktober 2017 | Sultan of Brunei Golden Jubilee Medal[19] | ||
Peru | 24 Mei 2018 | Grand Cross of the Order of the Sun of Peru[20] | ||
Afghanistan | 1 Maret 2020 | Medal of Malalai[21] | ||
Palestina | 19 Agustus 2024 | Star of Merit of the Order of the State of Palestine[22] |
Referensi
sunting- ^ Profil Singkat Menteri Luar Negeri Retno Marsudi
- ^ a b "Retno Marsudi, Menlu Perempuan Pertama Indonesia". Bisnis.com (dalam bahasa Indonesia). Bisnis.com. 26 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-11. Diakses tanggal 26 Oktober 2014.
- ^ a b c d Kliwantoro, D.Dj. (14 Januari 2012). Kliwantoro, D.Dj., ed. "Dubes Retno siap kelola hubungan Indonesia-Belanda". ANTARA News (dalam bahasa Indonesia). Antara. Diakses tanggal 26 Oktober 2014.
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-12-05. Diakses tanggal 2021-12-05.
- ^ Menteri Luar Negeri Republik Indonesia. dari situs kemlu.go.id
- ^ a b "Menlu Retno Marsudi Sudah Siapkan Program Kerja". Kompas.com (dalam bahasa Indonesia). Kompas. 26 Oktober 2014. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-01-20. Diakses tanggal 26 Oktober 2014.
- ^ RH, Priyambodo, ed. (26 Oktober 2014). Retno Marsudi named foreign affairs minister "Retno Marsudi named foreign affairs minister" Periksa nilai
|url=
(bantuan). ANTARA News (dalam bahasa Indonesia). Antara. Diakses tanggal 26 Oktober 2014. - ^ a b Kesalahan pengutipan: Tag
<ref>
tidak sah; tidak ditemukan teks untuk ref bernamamerdeka
- ^ Iskandar, M Arif (26 Oktober 2014). Sidik, Jafar M, ed. "Retno tunggu arahan presiden soal tiga KTT". ANTARA News (dalam bahasa Indonesia). Antara. Diakses tanggal 26 Oktober 2014.
- ^ Aji, Wahyu. "Bersama Empat Tokoh Perempuan Dunia, Menteri Luar Negeri RI Diakui Sebagai Agen Perubahan oleh PBB | Good News from Indonesia". Good News From Indonesia. Diakses tanggal 2017-09-22.
- ^ "Menteri Luar Negeri". kemlu.go.id. 25 Maret 2019. Diakses tanggal 4 Oktober 2023.
- ^ LIVE: Upacara Penganugerahan Tanda Jasa dan Tanda Kehormatan Republik Indonesia Tahun 2020, diakses tanggal 2023-10-04
- ^ "Retno Marsudi Terima Bintang Mahaputera dari Jokowi". Republika Online. 2020-11-11. Diakses tanggal 2023-10-04.
- ^ "Diplomat Indonesia Dapat Penghargaan dari Norwegia". Tempo (dalam bahasa Inggris). 2011-12-15. Diakses tanggal 2023-10-04.
- ^ "Tildelinger av ordener og medaljer". www.kongehuset.no (dalam bahasa Norwegia). Diakses tanggal 2024-02-10.
- ^ "Berprestasi Luar Biasa, Dubes Retno Dianugerahi Penghargaan Tertinggi Kerajaan Belanda". detiknews. Diakses tanggal 2023-10-04.
- ^ Liputan6.com (2021-04-19). "Retno Marsudi, Menteri Luar Negeri Perempuan Pertama dalam Sejarah Indonesia". liputan6.com. Diakses tanggal 2023-10-04.
- ^ "Dapat Penghargaan dari Belanda, Nama Retno Marsudi Diabadikan Jadi Jenis Bunga Tulip". indozone. Diakses tanggal 2024-09-19.
- ^ Menghadiri Perayaan 50 Tahun Sultan Hassanal Bolkiah Bertakhta, diakses tanggal 2023-05-06
- ^ developer, medcom id (2018-05-24). "Menlu Retno Dianugerahi Penghargaan Tertinggi dari Peru". medcom.id. Diakses tanggal 2023-03-09.
- ^ Times, I. D. N.; Dewi, Santi. "Bantu Afghanistan Raih Perdamaian, Menlu Diberi Penghargaan Tertinggi". IDN Times. Diakses tanggal 2023-05-05.
- ^ "Menlu Retno terima penghargaan dari Pemerintah Palestina".
Jabatan politik | ||
---|---|---|
Didahului oleh: Marty Natalegawa |
Menteri Luar Negeri Indonesia 2014–2024 |
Diteruskan oleh: Sugiono |
Jabatan diplomatik | ||
Didahului oleh: Hatanto Reksodiputro |
Duta Besar Indonesia untuk Norwegia 2005–2008 |
Diteruskan oleh: Esti Andayani |
Didahului oleh: Junus Effendi Habibie |
Duta Besar Indonesia untuk Belanda 2011–2015 |
Diteruskan oleh: I Gusti Agung Wesaka Puja |