Teater Populer
Teater Populer adalah salah sebuah kelompok teater Indonesia yang berdiri pada tahun 1968. Kelompok yang didirikan oleh Teguh Karya, ini sudah memproduksi ratusan pertunjukan, melahirkan banyak bintang, dan menjadi ikon teater di Indonesia.[1] Pada awalnya, kelompok ini bernama Teater Populer Hotel Indonesia, beranggotakan 12 orang dari mahasiswa Akademi Teater Nasional Indonesia (ATNI) dan teaterawan independen. Karya pertama yang dipertunjukkan adalah naskah pendek Antara Dua Perempuan, karya Alice Gestenberg dan Kammerherre Alving (Ghost), karya Henrik Ibsen.[2]
Sejarah
suntingTeater Populer meresmikan diri pada 14 Oktober 1968, bertempat di di Bali Room Hotel Indonesia, Jakarta. Kelompok yang dipimpin oleh Teguh Karya ini, semula bernama Teater Populer Hotel Indonesia. Anggota awalnya berjumlah sekitar 12 orang, berasal dari ATNI (Akademi Teater Nasional Indonesia), mahasiswa dan para teaterawan independen. Mereka mempersiapkan diri sejak awal 1968 dan berlatih di panggung Ballroom hotel. Manajemen kelompok ini memang berpayung di bawah Departemen Seni & Budaya Hotel Indonesia.
Jangkauan utama kelompok ini adalah menanamkan apreasiasi teater terhadap masyarakat dengan pendekatan bertahap. Dan gebrakan demi gebrakan telah berhasil menggaet sekitar 3000 peminat yang bersedia menjadi penonton tetap dengan membayar iuran. Produktivitas kelompok ini luar biasa. Untuk masa dua tahun, Teater Populer HI sanggup menggelar produksi panggung sekali dalam sebulan. Di dalam proses perjalanannya, kelompok ini kemudian memisahkan diri dari manajemen Hotel Indonesia dan mengubah nama grup menjadi Teater Populer.
Karya-karya pentas yang dianggap kalangan kritikus sebagai puncak eksplorasi kelompok ini antara lain; Jayaprana karya Jef Last, Pernikahan Darah karya Federico García Lorca, Inspektur Jendral karya Nikolai Gogol, Woyzeck karya Georg Büchner, dan Perempuan Pilihan Dewa karya Bertolt Brecht. Semuanya disutradarai Teguh Karya.
Sebelum meninggal, Teguh Karya mendirikan Yayasan Teater Populer yang saat ini yayasan serta sanggar Teater Populer diteruskan oleh Slamet Rahardjo Djarot.
Kiprah di televisi
suntingKegiatan Teater Populer bukan hanya di panggung saja, tetapi juga di televisi. Pada tahun 1971, kelompok ini melahirkan sebuah karya film berjudul Wajah Seorang Laki-laki. Sejak saat itu, teater-film-televisi, merupakan bagian kegiatan yang tak terpisahkan dari Teater Populer.[3]
Alumni
suntingBeberapa nama yang populer lewat Teater Populer antara lain:
Pranala luar
sunting- Situs resmi Diarsipkan 2018-05-19 di Wayback Machine.
- PNRI
Referensi
sunting- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-05-19. Diakses tanggal 2021-05-27.
- ^ http://teaterpopuler.blogspot.com/2011/04/sejarah-teater-populer.html
- ^ "Salinan arsip". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2014-09-21. Diakses tanggal 2015-01-27.