Lompat ke isi

Sindrom Cushing

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
(Dialihkan dari Hiperkortisisme)
Gejala Sindrom Cushing[1]
Increased hair and stria in a 30 year old female patient with iatrogenic Cushing's syndrome
Diagram dengan legenda menunjukkan kelenjar adrenal, ginjal dan ureter, serta vena cava inferior dan ginjal, serta aorta dan arteri ginjal.

Sindrom Cushing adalah sekumpulan tanda dan gejala yang diakibatkan oleh peningkatan kadar hormon kortisol melebihi batas normal.[2] Penyakit ini secara sistemik ditandai dengan obesitas sentral, hipertensi, diabetes melitus, osteoporosis, atrofi otot, dislipidemia, batu ginjal, dan moon face (wajah bulat).[3]

Pada tahun 1932, Harvey W. Cushing, seorang ahli bedah saraf Amerika, melaporkan 12 pasien yang menderita gangguan metabolik serius yang ia kaitkan dengan tumor basofilik pada kelenjar pituitari.[4] Gangguan ini ditandai oleh produksi hormon kortisol yang berlebihan, menyebabkan gejala seperti obesitas sentral, hipertensi, dan gangguan metabolisme. Pada tahun yang sama, peneliti Bishop dan Close mengusulkan nama "sindrom Cushing" untuk kondisi ini.[5]

Sebagian besar kasus sindrom Cushing disebabkan oleh penggunaan obat glukokortikoid eksogen (iatrogenik), namun ada juga yang disebabkan oleh produksi kortisol yang berlebihan secara endogen. Semua mekanisme tersebut mengarah pada kondisi kelebihan kortisol dalam tubuh.[6]

Cushing sindrom eksogen dapat disebabkan oleh konsumsi obat yang mengandung kortikosteroid seperti medroksiprogesteron asetat[7][8] yang biasa digunakan untuk berbagai pengobatan penyakit akut atau konsumsi bahan kontrasepsi yang mengandung estrogen seperti mestranol.[9]

Tiga penyebab utama sindrom Cushing endogen meliputi gangguan hipotalamus-hipofisis primer, tumor non-hipofisis, dan neoplasma adrenokortikal primer.[6] Pada gangguan hipotalamus-hipofisis primer, terjadi sekresi berlebihan hormon adrenokortikotropik (ACTH). Kondisi ini dapat disebabkan oleh prosedur adrenalektomi yang mengakibatkan terjadinya adenoma pada kelenjar hipofisis.[10][11]

Gejala yang menjadi ciri khas dari sindrom Cushing adalah peningkatan berat badan akibat akumulasi lemak di bagian tubuh tertentu, terutama di area perut, wajah (moon face), serta leher belakang dan punggung bagian atas (sering disebut sebagai "buffalo hump").[12] Berikut adalah beberapa gejala dari sindrom Cushing:[13]

Gejala yang Umum Terjadi Gejala yang Jarang Terjadi
Penurunan libido Abnormalitas EKG atau aterosklerosis
Obesitas atau peningkatan berat badan Penumpukan lemak di bagian dorsal
Bengkak di wajah Edema
Moon face Abnormalitas toleransi glukosa
Perubahan siklus menstruasi Osteopenia atau fraktur
Striae Sakit kepala
Hipertensi Nyeri punggung
Hirsutisme Infeksi berulang
Ekimosis Nyeri perut
Letargi, depresi Jerawat
Kelemahan otot bagian proksimal Kebotakan pada wanita

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Cushing syndrome". Mayo Clinic. March 28, 2013. Diarsipkan dari versi asli tanggal May 25, 2015. Diakses tanggal 2015-05-25. 
  2. ^ Nishioka, Hiroshi; Yamada, Shozo (2019-11). "Cushing's Disease". Journal of Clinical Medicine (dalam bahasa Inggris). 8 (11): 1951. doi:10.3390/jcm8111951. ISSN 2077-0383. PMC 6912360alt=Dapat diakses gratis. PMID 31726770. 
  3. ^ Ko, Eugene; Panchal, Neeraj (2020-10-01). "Pigmented Lesions". Dermatologic Clinics. Oral Medicine in Dermatology. 38 (4): 485–494. doi:10.1016/j.det.2020.05.009. ISSN 0733-8635. 
  4. ^ Cushing, Harvey (1994-09). "The Basophil Adenomas of the Pituitary Body and Their Clinical Manifestations (Pituitary Basophilism) 1". Obesity Research (dalam bahasa Inggris). 2 (5): 486–508. doi:10.1002/j.1550-8528.1994.tb00097.x. ISSN 1071-7323. 
  5. ^ Lindholm, J. (2000-10-01). "Cushing's Syndrome: Historical Aspects". Pituitary (dalam bahasa Inggris). 3 (2): 97–104. doi:10.1023/A:1009905808033. ISSN 1573-7403. 
  6. ^ a b Kumar, Vinay; Abbas, Abul K.; Aster, Jon C.; Deyrup, Andrea T. (2023). Robbins & Kumar basic pathology (edisi ke-Eleventh edition). Philadelphia, PA: Elsevier. ISBN 978-0-323-79018-5. OCLC 1351696609. 
  7. ^ (Inggris) "Medroxyprogesterone induced Cushing's syndrome". Department of Endocrinology, Royal North Shore Hospital; Learoyd D, McElduff A. Diakses tanggal 2011-04-20. 
  8. ^ (Inggris) "The Cushing syndrome induced by medroxyprogesterone acetate". Toronto General Hospital; Siminoski K, Goss P, Drucker DJ. Diakses tanggal 2011-04-20. 
  9. ^ (Inggris) "The effect of oral contraceptives on cortisol metabolism". C. W. Burke. Diakses tanggal 2011-04-20. 
  10. ^ (Inggris) "ACTH-producing pituitary tumors following adrenalectomy for Cushing's syndrome". NELSON DH, MEAKIN JW, THORN GW. Diakses tanggal 2011-04-20. 
  11. ^ (Inggris) "The prevalence of pituitary adenomas: a systematic review". Department of Medicine, University of Toronto and Mount Sinai Hospital; Ezzat S, Asa SL, Couldwell WT, Barr CE, Dodge WE, Vance ML, McCutcheon IE. Diakses tanggal 2011-04-20. 
  12. ^ Braun, Leah T.; Riester, Anna; Oßwald-Kopp, Andrea; Fazel, Julia; Rubinstein, German; Bidlingmaier, Martin; Beuschlein, Felix; Reincke, Martin (2019-11-08). "Toward a Diagnostic Score in Cushing's Syndrome". Frontiers in Endocrinology (dalam bahasa English). 10. doi:10.3389/fendo.2019.00766. ISSN 1664-2392. PMC 6856055alt=Dapat diakses gratis. PMID 31787931. 
  13. ^ Nieman, Lynnette K (2015-10). "Cushing's syndrome: update on signs, symptoms and biochemical screening". European Journal of Endocrinology. 173 (4): M33–M38. doi:10.1530/eje-15-0464. ISSN 0804-4643. PMC 4553096alt=Dapat diakses gratis. PMID 26156970.