Kota Soe, Timor Tengah Selatan
Kota Soe | |||||
---|---|---|---|---|---|
Koordinat: 9°52′00″S 124°16′21″E / 9.866655°S 124.272575°E | |||||
Negara | Indonesia | ||||
Provinsi | Nusa Tenggara Timur | ||||
Kabupaten | Timor Tengah Selatan | ||||
Pemerintahan | |||||
• Camat | Grace A. Fallo[1] | ||||
Populasi | |||||
• Total | 40.907 jiwa | ||||
• Kepadatan | 1.414/km2 (3,660/sq mi) | ||||
Kode pos | 855xx | ||||
Kode Kemendagri | 53.02.01 | ||||
Kode BPS | 5304030 | ||||
Luas | 28,94 | ||||
Kepadatan | 1414 | ||||
Desa/kelurahan | 2 desa / 11 kelurahan | ||||
|
Kota Soe (ditulis So'E/Soe dibaca So'E) adalah sebuah Kecamatan yang juga merupakan ibukota dari Kabupaten Timor Tengah Selatan, provinsi Nusa Tenggara Timur, Indonesia. Kota ini biasa disebut "The Freezing City" atau "Kota Membeku" karena cuaca di kota ini jauh lebih dingin dibandingkan kota lainnya di Pulau Timor. Kota ini berjarak 110 km dari Kupang, atau sekitar 185 km dari Atambua. Luas kota Soe sekitar 28,94 km2 dengan populasi ditahun 2023 berjumlah 40.907 jiwa, dan kepadatan 1.414 jiwa/km².[2][3]
Demografi
[sunting | sunting sumber]Jumlah penduduk tahun 2023 berjumlah 40.907 jiwa, yang terbagi di 11 kelurahan dan 2 desa dan memiliki 211 Rukun Tetangga (RT), 78 Rukun Warga (RW) dan 4 dusun. Penduduk asli Timor Tengah Selatan ialah suku Amanatun, Amanuban, Mollo, Boti, dan ada juga suku Timor, demikian juga yang ada di kota Soe.[4] Sementara itu, bahasa yang digunakan di kawasan ini selain bahasa Indonesia, penduduk lokal memakai bahasa Timor.[4]
Salah satu ritual adat yang masih melekat di Timor Tengah Utara ialah ritual adat Tulu Nekak Ansaof Neu Ahonit Ma Ataos Amoet Apakaet. Ritual ini dilakukan oleh para ketua adat di tiga wilayah besar yakni, Insana, Miomaffo dan Biboki, yang di dalamnya terdapat 18 kevetoran dan Raja Sonbai. Dalam ritual, mereka akan menyembelih seekor kerbau besar. Selain kerbau, tokoh adat juga akan memberi sesajian berupa sirih pinang, seekor ayam, sebotol minuman lokal dan beberapa keping uang perak. Ritual ini merupakan simbol penyerahan diri kepada leluhur orang Timor.[4]
Dalam bidang keagamaan, berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Timor Tengah Selatan 2020 mencatat bahwa masyarakat di kecamatan ini memiliki penduduk yang beragam keyaninan. Penduduk yang beragama Kristen sebanyak 91,01% dimana mayoritas Protestan 79,56% dan Katolik 11,45%. Kemudian sebagian memeluk agama Islam 8,39%, Budha 0,38% dan Hindu 0,22%.[3]
Pekerjaan
[sunting | sunting sumber]Data usia kerja penduduk memiliki beragam macam atau jenis pekerjaan. Data tahun 2020 mencatat bahwa pada umumnya penduduk bekerja sebagai petani, kemudian pensiunan, buruh dan pekerjaan lainnya.[3]
Geografi
[sunting | sunting sumber]Batas wilayah
[sunting | sunting sumber]Kota Soe berbatasan dengan:
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ "Karutan SoE Sambut Baik Kunjungan Camat Kota SoE Yang Bertepatan Dengan Momen Wisuda Purna Bakti Pengayoman". 7 Agustus 2023. Diakses tanggal 18 Oktober 2023.
- ^ a b "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2023". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diakses tanggal 18 Oktober 2023.
- ^ a b c "Kecamatan Kota Soe Dalam Angka 2020" (pdf). www.sumbatimurkab.bps.go.id. Diakses tanggal 7 Oktober 2020.
- ^ a b c Keda, Ola. Hida, Ramdania El, ed. "Ritual Adat Tulu Nekak Ansaof Neu Simbol Penyerahan Diri kepada Leluhur Orang Timor". Liputan6.com. Diakses tanggal 8 Oktober 2020.