Berita Samarinda Terkini

Kasus Penyakit Gondongan Meningkat, Warga Samarinda Harap Waspada karena Menular

Belakangan ini, masyarakat Kota Samarinda diimbau untuk lebih waspada terhadap peningkatan kasus penyakit Mumps

Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Budi Susilo
Kolase TribunKaltim.co
GONDONGAN MENULAR - Dinas Kesehatan ingatkan kepada masyarakat Kota Samarinda untuk lebih waspada terhadap peningkatan kasus penyakit Mumps atau yang dikenal dengan Parotitis, atau Gondongan. Peningkatan ini sebenarnya terjadi sejak dua hingga tiga minggu lalu, namun sekarang kasus sudah sangat menurun. 

TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Belakangan ini, masyarakat Kota Samarinda diimbau untuk lebih waspada terhadap peningkatan kasus penyakit Mumps atau yang dikenal dengan Parotitis, atau Gondongan. 

Imbauan ini disampaikan melalui surat edaran yang telah diedarkan ke berbagai lapisan masyarakat, terutama sekolah-sekolah.

Mumps merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar penghasil air liur, yang dapat menyebabkan pembengkakan.

Infeksi ini disebabkan oleh virus dari golongan paramyxovirus. Virus ini masuk ke tubuh manusia, berkembang biak, dan menyebabkan peradangan serta pembengkakan pada kelenjar parotis. 

Baca juga: Ratusan Siswa di Samarinda Alami Gondongan, Dinkes Sarankan Sekolah Terapkan Protokol Kesehatan

Penyakit ini terutama rentan menyerang anak-anak usia sekolah dasar, meskipun orang dewasa juga dapat tertular.

Menurut keterangan yang disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Samarinda, dr. Ismid Kusasih, meskipun kasus Mumps mengalami peningkatan, penyakit ini tidak termasuk dalam Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR). 

SKDR itu mencakup penyakit-penyakit yang harus dilaporkan dan diwaspadai sebagai wabah, seperti Demam Berdarah Dengue (DBD).

"Karena Mumps tidak masuk dalam SKDR, maka penyakit ini tidak memiliki vaksin, sehingga pencegahannya lebih fokus pada peningkatan daya tahan tubuh dan pola makan bergizi," jelas dr. Ismid saat ditemui TribunKaltim.co pada Jumat (27/9/2024).

Lebih lanjut, dr. Ismid menjelaskan bahwa meskipun tidak ada kasus kematian yang dilaporkan akibat Mumps, masyarakat tetap perlu waspada karena penyakit ini bisa menular melalui droplet atau percikan ludah. Anak-anak sekolah dasar dinilai paling rentan terhadap penyakit ini. 

Baca juga: Faskes di Mahakam Ulu Kaltim, Kini Miliki Alat Deteksi Penyakit Menular Bernama Tes Cepat Molekuler

"Kami sudah berkoordinasi dengan 26 Puskesmas di Samarinda untuk menyebarkan edaran ke sekolah-sekolah mengenai kewaspadaan dan pencegahan Mumps, seperti penggunaan masker dan menjaga imunitas tubuh," tambahnya.

Menurut dr. Ismid, gejala Mumps biasanya meliputi demam dan nyeri. Jika ada demam dan nyeri, cukup diberikan paracetamol, dan biasanya akan sembuh dengan sendirinya. 

Karena Mumps adalah penyakit yang berhubungan dengan kekebalan tubuh atau yang disebut dengan self-immunity disease. 

"Untuk penyembuhannya, tubuh cukup diperkuat dengan istirahat yang cukup dan asupan vitamin," katanya.

Meskipun kasus ini sempat ramai pada awal September, dr. Ismid menyatakan bahwa saat ini jumlah kasus Mumps sudah mulai menurun.

Namun masyarakat Samarinda tetap diimbau untuk terus menjaga kebersihan dan meningkatkan daya tahan tubuh guna mencegah penyebaran Mumps lebih lanjut.

"Peningkatan ini sebenarnya terjadi sejak dua hingga tiga minggu lalu, namun sekarang kasus sudah sangat menurun," pungkasnya. (*)

Sumber: Tribun Kaltim
BERITATERKAIT
  • Ikuti kami di
    AA
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2024 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved