Berita Samarinda Terkini
Ratusan Siswa di Samarinda Alami Gondongan, Dinkes Sarankan Sekolah Terapkan Protokol Kesehatan
Penyakit ini menjadi sorotan setelah beredarnya surat edaran dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda terkait pencegahan dan penanganan kasus Gondongan
Penulis: Sintya Alfatika Sari | Editor: Nur Pratama
TRIBUNKALTIM.CO, SAMARINDA - Sepanjang September 2024 masyarakat Kota Samarinda dikhawatirkan dengan adanya peningkatan kasus penyakit Gondongan atau yang dikenal dengan Mumps atau Parotitis.
Penyakit ini menjadi sorotan setelah beredarnya surat edaran dari Dinas Kesehatan (Dinkes) Samarinda terkait pencegahan dan penanganan kasus Gondongan yang melonjak di beberapa sekolah.
Diketahui, Gondongan adalah penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi virus paramyxovirus, yang biasanya menyerang kelenjar parotis atau kelenjar air liur.
Infeksi ini menyebabkan pembengkakan pada kelenjar parotis, dan gejala yang umum muncul di antaranya demam, nyeri sendi, batuk, pilek, hingga hilang nafsu makan.
Baca juga: Korban Hipnotis Lewat HP di Samarinda Lapor ke Polisi, Total Kerugian hingga Rp 11.800.00
Masa inkubasi virus ini cukup panjang, yaitu bisa mencapai 35 hari, sehingga penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk mencegah penyebaran lebih lanjut.
Silvi, selaku Tim Surveilans dan Imunisasi Dinkes Samarinda, menjelaskan bahwa berdasarkan laporan yang diterima, terjadi kasus Gondongan di dua sekolah di Samarinda.
Salah satu sekolah mencatatkan 120 siswa yang terkena penyakit ini, termasuk sekolah yang memiliki jenjang SD, SMP, dan SMA dalam satu kompleks. Sekolah lainnya, yang berada di tingkat SD, melaporkan sekitar 44 siswa terjangkit.
“Kami sudah mengunjungi sekolah-sekolah tersebut dan memberikan imbauan kepada pihak sekolah dan orang tua. Jika ada anak yang sedang sakit, sebaiknya beristirahat di rumah. Masa istirahat yang disarankan adalah 12-15 hari, karena pada saat demam muncul, pembengkakan akan terjadi, dan masa inkubasi virusnya panjang. Meskipun terlihat sembuh, virusnya masih bisa aktif hingga 35 hari,” jelas Silvi.
Selain itu, Dinkes Samarinda juga mengimbau sekolah-sekolah untuk kembali menerapkan protokol kesehatan secara ketat.
Para siswa diminta untuk memakai masker, dan pengecekan suhu tubuh menggunakan thermo gun dilakukan saat siswa tiba di sekolah.
Jika ada siswa yang menunjukkan suhu tubuh di atas 38 derajat Celcius, maka siswa tersebut akan diminta pulang untuk beristirahat.
“Gejala awal itu ciri-cirinya demam, batuk, pilek, nyeri sendi, mudah lelah hingga hilang nafsu makan. Untuk itu masyarakat dapat menjaga imunitas, minum vitamin, tetap pakai masker dan selalu cuci tangan meskipun ini bukan virus mematikan,” papar Silvi.
Meskipun demikian, Silvi memastikan bahwa sampai dengan hari ini kasus Gondongan di Samarinda ini sudah menurun. Pihaknya pun akan terus memantau perkembangan kasus ini melalui Puskesmas Trauma Centre dan akan mengadakan edukasi lebih lanjut pada Senin mendatang.
"Senin nanti kami akan lakukan edukasi lagi dari Puskesmas dan mengundang komite sekolah," pungkasnya.(*)
Pemkot Mulai Survei Lokasi, Titik Rencana Penataan Kabel Semerawut di Samarinda |
---|
AQUA Kolaborasi dengan POPSEA Resmikan Fasilitas Daur Ulang Modern Pertama di Kalimantan |
---|
Pemkot Samarinda Berencana Rapikan Tata Kabel Semrawut, Bakal Lebih Rapi dan Aman |
---|
Siap-siap, Jalan Gatot Subroto Samarinda Bakal Jadi Satu Arah |
---|
Rapat Senat Terbuka dan Pengukuhan Guru Besar Dalam Rangka Dies Natalis Unmul ke-62 |
---|