Cilung
Cilung (bahasa Sunda: ᮎᮤᮜᮥᮀ, translit. Cilung lakuran dari: aci di gulung, harf. "aci di gulung" ) adalah sebuah jajanan khas Sunda. Namanya berasal dari akronim bahasa Sunda: Aci Digulung yang artinya adonan tepung tapioka yang digulung saat digoreng[1]. Biasanya, jajanan ini hanya disajikan dengan bumbu bawang yang digoreng dan dihaluskan. Dulu, cilung berupa adonan tepung kanji cair yang digoreng dalam minyak panas pada wajan menggunakan tusuk sate atau lidi. Namun, kini terdapat cilung yang digoreng dengan sedikit minyak goreng pada teflon, ditambahkan dengan telur puyuh atau ayam.
Bisnis
[sunting | sunting sumber]Cilung menjadi peluang usaha makanan ringan. Pedagang cilung rata-rata pedagang kaki lima yang berjualan di kampus, pabrik, sekolah, stadion, hutan atau pinggir jalan. Cilung sudah memiliki beberapa varian rasa, seperti kornet, keju, daging ayam, bakso, daging ikan, abon, otak-otak, sosis, mozarella, dan lain-lain.[2]
Komposisi
[sunting | sunting sumber]Bahan baku pembuatan cilung, yaitu tepung kanji, telur, bumbu bawang, dan penyedap rasa.
Cara Membuat
[sunting | sunting sumber]- Masukkan air, garam, tepung tapioka, dan penyedap rasa atau garam ke dalam mangkuk, kemudian aduk sampai merata.
- Tuang ke dalam wajan antilengket, lalu lebarkan adonan sampai tipis. Biarkan sampai setengah matang dulu.[3]
- Tambahkan bahan lainnya, seperti mie, baso, daging ayam, dan sebagainya.
- Gulung dengan tusuk sate dan angkat cilung.
- Setelah itu, tambahkan bumbu bawang atau bumbu lainnya seperti saus.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Jabarnews.com. "Cilung, Jajanan Zaman Now". Diakses tanggal 2020-02-01.
- ^ Ayobandung, Editor. "Kuliner Bandung: Nikmatnya Cilung dengan Cita Rasa Kekinian". AYOBANDUNG.com. Diakses tanggal 2020-08-26.
- ^ Times, I. D. N.; Arofani, Prila. "Resep Cilung ala Yummy, Jajanan Khas Sunda yang Gurih Banget". IDN Times. Diakses tanggal 2020-08-26.