Lompat ke isi

Detergen

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Contoh Produk Detergen

Detergen adalah campuran berbagai bahan, yang digunakan untuk membantu pembersihan dan terbuat dari bahan-bahan turunan minyak bumi. Dibanding dengan sabun, detergen mempunyai keunggulan antara lain mempunyai daya cuci yang lebih baik serta tidak terpengaruh oleh kesadahan air.

Komposisi

[sunting | sunting sumber]

Pada umumnya, detergen mengandung bahan-bahan berikut:

Surfaktan

[sunting | sunting sumber]

Surfaktan (surface active agent) merupakan zat aktif permukaan yang mempunyai ujung berbeda yaitu hidrofil (suka air) dan hidrofob (suka lemak). Bahan aktif ini berfungsi menurunkan tegangan permukaan air sehingga dapat melepaskan kotoran yang menempel pada permukaan bahan. Pada dasarnya, surfaktan memiliki sifat ionik (muatan listrik) dan dikategorikan dalam tiga jenis surfaktan yaitu:

1.Surfaktan Anionik

Surfaktan anionik membawa muatan negatif sehingga bereaksi dengan ion bermuatan positif pada air sadah.

Untuk diketahui, air sadah mengandung senyawa magnesium dan kalsium.

Surfaktan anionik bereaksi dengan senyawa pada air sadah untuk kemudian menetralkannya.

2. Surfaktan Kationik

Surfaktan anionik membawa muatan negatif sehingga bereaksi dengan ion bermuatan positif pada air sadah.

Untuk diketahui, air sadah mengandung senyawa magnesium dan kalsium.

Surfaktan anionik bereaksi dengan senyawa pada air sadah untuk kemudian menetralkannya.

3.Surfaktan Nonionik

Karena surfaktan nonionik tidak memiliki muatan, maka mereka tidak mengalami ionisasi dalam air.

Surfaktan jenis ini membantu membersihkan noda berminyak melalui proses emulsifikasi.[1]

Builder merupakan komponen kunci yang dapat membantu cara kerja surfaktan agar lebih optimal.

Penguat atau builder ini bekerja dalam mengurangi ion kalsium dan magnesium sehingga deterjen dapat membersihkan dengan baik.

Sodium tripolyphosphate (STPP) merupakan contoh penguat yang banyak digunakan.

STTP juga mampu menjaga kondisi alkali saat mencuci kotoran lemak, mampu melindungi mesin cuci dari karat, dan membantu menahan kotoran tetap dalam air cucian sehingga tidak kembali menempel pada pakaian.[2]

Filler (pengisi) adalah bahan tambahan detergen yang tidak mempunyai kemampuan meningkatkan daya cuci, tetapi menambah kuantitas. Contoh Sodium sulfat.

Aditif adalah bahan suplemen / tambahan untuk membuat produk lebih menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna dst, tidak berhubungan langsung dengan daya cuci detergen. Additives ditambahkan lebih untuk maksud komersialisasi produk. Contoh: Enzim, Boraks, Sodium klorida, Carboxy Methyl Cellulose (CMC).

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ Bladjar (2021-07-19). "Komposisi Kimia dan Bahan Pembuat Deterjen Pakaian". bladjar.com (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-12. 
  2. ^ Naomi, Agina (2020-08-31). "Mengenal dengan Mudah Kandungan Deterjen". D-Laundry (dalam bahasa Inggris). Diakses tanggal 2022-11-12.