Itiak lado mudo
Itiak Lado Mudo merupakan masakan olahan daging itiak (bebek) dan bumbu-bumbu khusus serta dicampur dengan lado mudo (cabe hijau keriting) yang telah digiling. Itiak lado mudo dikenal di beberapa daerah di Bukittinggi seperti di Koto Gadang dan Sianok, sedangkan untuk daerah Ampek Angkek itiak lado mudo dikenal dengan nama itiak lado hijau. Hidangan ini sudah ada sejak zaman Belanda dan menjadi salah satu makanan adat saat acara panen sawah.[1]
Proses Memasak
[sunting | sunting sumber]Daging itik atau bebek yang akan diolah menjadi hidangan adalah itik atau bebek yang berusia paling tua berumur enam bulan. Daging bebek yang berusia muda akan memudahkan koki dalam mengolah masakan itiak lado mudo karena bumbu akan lebih meresap ke dalam daging serta tekstur daging tidak akan begitu alot.[1]
Proses awal dalam mengolah hidangan ini adalah dengan menyembelih itik atau bebek, daging bebek dibersihkan, kemudian daging dipanggang di atas bara api (3-5 menit) untuk menghilangkan bulu daging. Setelah daging bersih, proses selanjutnya adalah daging dipotong menjadi beberapa bagian. Daging yang telah dipotong dilumuri dengan bumbu yang terdiri beraneka rempah,[1] kemudian ditumis sampai empuk dan dilumuri dengan cabai hijau.[2] Daging dimasak dengan menggunakan kayu bakar.[1]
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ a b c d Times, I. D. N.; Putri, Rahmadila Eka. "5 Fakta 'Itiak Lado Mudo', Kuliner Klasik Minang yang Melegenda". IDN Times. Diakses tanggal 2022-11-30.
- ^ Redaksi (2021-02-26). "Intip Fakta Menarik 'Itiak Lado Mudo' Kuliner Khas Ngarai Sianok Bukittinggi". Langgam.id. Diakses tanggal 2022-11-30.