Mahkamah Federal Malaysia
Mahkamah Federal Malaysia | |
---|---|
Mahkamah Persekutuan Malaysia محكمه ڤرسكوتوان مليسيا | |
Didirikan | 1957 |
Negara | Malaysia |
Lokasi | Istana Kehakiman, Wilayah Federal Putrajaya |
Cara penunjukkan | Ditunjuk oleh kerajaan dengan saran dari Perdana Menteri |
Disahkan oleh | Konstitusi Federal Malaysia |
Banding dari | Mahkamah Rayuan Malaysia |
Jumlah hakim | 15 |
Situs web | www.kehakiman.gov.my |
Ketua Hakim Negara Malaysia | |
Saat ini | Tengku Maimun Tuan Mat |
Mulai menjabat | 2 Mei 2019 |
Artikel ini adalah bagian dari seri Politik dan Ketatanegaraan Malaysia |
Portal Malaysia |
Mahkamah Federal Malaysia adalah lembaga peradilan tertinggi dan pengadilan tingkat banding terakhir di Malaysia. Gedung dan Markas pusat Mahkamah Persekutuan terletak di Istana Kehakiman Putrajaya di Putrajaya. Mahkamah Persekutuan didirikan pada masa kemerdekaan Malaya pada tahun 1957 dan diberi nama Mahkamah Persekutuan pada tahun 1994.
Sejarah
[sunting | sunting sumber]Awal mula dari Mahkamah Persekutuan adalah dibentuknya Pengadilan Kehakiman Pulau Pangeran Wales (sekarang Penang), Singapura, dan Malaka melalui Piagam Keadilan Kedua yang dikeluarkan oleh Raja George IV sebagai surat paten pada tanggal 27 November 1826.[1] Pengadilan tersebut dipimpin oleh Gubernur Negeri-Negeri Selat dan Anggota Dewan dari tempat pengadilan tersebut diadakan, dan hakim lainnya yang disebut Pencatat (Recorder).[2] Piagam Keadilan Ketiga yang diterbitkan pada tanggal 12 Agustus 1855 mengubah struktur pengadilan, yaitu dengan menambahkan dua hakim Pencatat, satu hakim Pencatat untuk Pulau Pangeran Wales dan yang lainnya untuk Singapura dan Malaka.[2]
Setelah pemulihan Negeri-Negeri Selat menjadi koloni Mahkota yang berlaku mulai tanggal 1 April 1867, Pengadilan Kehakiman digantikan oleh Mahkamah Agung Negeri-Negeri Selat.[3] Gubernur dan Anggota Dewan diberhentikan dari jabatan hakim di Pengadilan.[4]
Perubahan lebih lanjut terhadap susunan Mahkamah Agung dibuat pada tahun 1873. Mahkamah tersebut terdiri dari dua divisi - Hakim Agung dan Hakim Puisne Senior membentuk divisi Pengadilan Singapura dan Malaka, sementara Hakim Penang dan Hakim Puisne Junior membentuk divisi Penang. Mahkamah Agung juga menerima yurisdiksi sebagai Pengadilan Banding dalam masalah perdata. Pada tahun 1878, yurisdiksi dan tempat tinggal para hakim dibuat lebih fleksibel, sehingga secara tersirat menghapuskan pembagian geografis Mahkamah Agung.[5] Banding terhadap putusan Mahkamah Agung pertama-tama diserahkan ke Pengadilan Banding dan kemudian ke Ratu dalam dewan (Queen-in-Council), lalu banding terakhir disidangkan oleh Komite Yudisial Dewan Penasihat.[6]
Sebagai hasil dari undang-undang yang disahkan pada tahun 1885,[7] Mahkamah Agung tersebut terdiri dari Hakim Agung dan tiga hakim puisne. Mahkamah Agung diubah secara signifikan pada tahun 1907.[8] Mahkamah Agung memiliki dua divisi, satu menjalankan yurisdiksi perdata dan pidana asli dan yang lainnya yurisdiksi sipil dan pidana banding.[2]
Selama masa pendudukan Jepang di Singapura (1942–1945), semua pengadilan yang beroperasi di bawah pemerintahan Inggris digantikan oleh pengadilan baru yang didirikan oleh Administrasi Militer Jepang. Syonan Koto-Hoin (Mahkamah Agung) dibentuk pada tanggal 29 Mei 1942; dan juga Pengadilan Banding, tetapi pengadilan banding tersebut tidak pernah dibentuk.
Setelah Perang Dunia II berakhir, pengadilan yang terbentuk sebelum Perang Dunia II dipulihkan. Tidak ada perubahan dalam sistem peradilan ketika Negeri-Negeri Selat dibubarkan pada tahun 1946 dan Singapura menjadi koloni mahkota dengan haknya sendiri,[9] kecuali Mahkamah Agung Negeri-Negeri Selat berubah menjadi Mahkamah Agung Singapura.[2]
Pengadilan Penang dan Malaka bergabung dengan seluruh Malaya untuk membentuk Mahkamah Agung Federasi Malaya, dan berlanjut setelah kemerdekaan Malaya pada tahun 1957 hingga 1963. Ketika Malaya, Sabah, Sarawak, dan Singapura membentuk Malaysia pada tahun 1963, Mahkamah Agung Federasi Malaya berganti nama menjadi Mahkamah Persekutuan Malaysia.
Kekuasaan kehakiman Malaysia dipegang[10] oleh Mahkamah Persekutuan, Mahkamah Tinggi Malaya, Mahkamah Tinggi Borneo (sekarang Mahkamah Tinggi Sabah dan Sarawak), dan Mahkamah Tinggi Singapura (yang menggantikan Mahkamah Agung Koloni Singapura).[11]
Penyatuan tersebut tidak berlangsung lama: pada tahun 1965, Singapura meninggalkan Federasi Malaysia dan menjadi republik yang mandiri. Namun, Mahkamah Tinggi Singapura tetap menjadi bagian dari struktur Mahkamah Persekutuan Malaysia sampai tahun 1969, ketika Singapura memberlakukan Undang-Undang Peradilan Mahkamah Agung (Supreme Court of Judicature Act)[12] untuk mengatur sistem peradilan.
Sebelum tahun 1985, Mahkamah Persekutuan tetap menjadi pengadilan tertinggi kedua di Malaysia, yang berada di bawah Dewan Penasihat di Inggris.[13] Pada tanggal 1 Januari 1978, banding ke Dewan Penasihat dalam perkara pidana dan konstitusional dihapuskan, sementara banding dalam perkara perdata dihapuskan pada tanggal 1 Januari 1985.[13] Ketika banding ke Dewan Penasihat dihapuskan, Mahkamah Persekutuan berganti nama menjadi Mahkamah Agung Malaysia, yang kemudian pada tanggal 24 Juni 1994 berganti nama kembali menjadi Mahkamah Persekutuan Malaysia.[14]
Hakim saat ini
[sunting | sunting sumber]Hakim-hakim Mahkamah Persekutuan Malaysia terdiri dari Ketua Hakim Negara, Ketua Mahkamah Rayuan, Ketua Hakim Mahkamah Tinggi Malaya dan Mahkamah Tinggi Sabah dan Sarawak, dan 11 hakim Pengadilan Federal lainnya.[14] Ketua Hakim Negara juga adalah kepala kekuasaan kehakiman di Malaysia.[14] Berikut ini adalah daftar hakim Mahkamah Persekutuan saat ini:[15]
Nama | Tanggal Lahir | Alma mater | Mulai Bertugas | Tanggal Wajib Pensiun | Rentang Masa Jabatan | Jabatan sebelumnya |
---|---|---|---|---|---|---|
Yang Amat Arif Tan Sri Dato' Seri Utama Tengku Maimun Tuan Mat (Ketua Hakim Negara Malaysia) |
2 Juli 1959 (umur 65) |
Universitas Malaya | 26 November 2018 | 1 Januari 2026 | 5 tahun dan 349 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2007–2013) (2013–2018) |
Yang Amat Arif Dato' Rohana Yusuf (Presiden Mahkamah Rayuan Malaysia) |
9 Mei 1956 (umur 68) |
Universitas Malaya Universitas Islam Internasional Malaysia |
27 April 2018 | 8 November 2022 | 6 tahun dan 196 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2011–2013) (2013–2018) |
Yang Amat Arif Tan Sri Dato' Sri Azahar Mohamed (Ketua Hakim Malaya) |
27 April 1956 (umur 68) |
Universitas Malaya London School of Economics |
12 September 2014 | 26 Oktober 2022 | 10 tahun dan 58 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2006–2011) (2011–2014) |
Yang Amat Arif Dato' Abang Iskandar Abang Hashim (Ketua Hakim Sabah dan Sarawak) |
3 Juli 1959 (umur 65) |
Universitas Malaya | 26 November 2018 | 2 Januari 2026 | 5 tahun dan 349 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2009–2013) (2013–2018) |
Yang Arif Dato' Setia Mohd. Zawawi Salleh |
16 Januari 1956 (umur 68) |
Universitas Malaya Universitas Bristol |
27 April 2018 | 15 Juli 2022 | 6 tahun dan 196 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2010–2013) (2013–2018) |
Yang Arif Datuk Nallini Patmanathan |
23 Agustus 1959 (umur 65) |
Universitas London Universitas Westminster |
26 November 2018 | 22 Februari 2026 | 5 tahun dan 349 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2010–2014) (2014–2018) |
Yang Arif Datuk Vernon Ong Lam Kiat |
19 Oktober 1956 (umur 68) |
Universitas Hong Kong | 8 Agustus 2019 | 18 April 2023 | 5 tahun dan 93 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2010–2014) (2014–2019) |
Yang Arif Dato' Abdul Rahman Sebli |
1959 (umur 64–65) | Universitas Malaya | 8 Agustus 2019 | 5 tahun dan 93 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2010–2014) (2014–2019) | |
Yang Arif Puan Sri Dato' Zaleha Yusof |
1965 (umur 58–59) | Universitas Malaya | 5 Desember 2019 | 4 tahun dan 340 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2010–2016) (2016–2019) | |
Yang Arif Dato' Zabariah Mohd. Yusof |
11 April 1959 (umur 65) |
Universitas Malaya | 5 Desember 2019 | 10 Oktober 2025 | 4 tahun dan 340 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2013–2016) (2016–2019) |
Yang Arif Datuk Hasnah Mohammed Hashim |
15 Mei 1959 (umur 65) |
Universitas Malaya | 5 Desember 2019 | 14 November 2025 | 4 tahun dan 340 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2012–2016) (2016–2019) |
Yang Arif Dato' Mary Lim Thiam Suan |
4 November 1957 (umur 67) |
Universitas Leeds Universitas Western Australia |
25 Maret 2020 | 3 Mei 2024 | 4 tahun dan 229 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2010–2016) (2016–2020) |
Yang Arif Datuk Harmindar Singh Dhaliwal |
22 Oktober 1958 (umur 66) |
Universitas Malaya Universitas New South Wales |
25 Maret 2020 | 21 April 2025 | 4 tahun dan 229 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2011–2016) (2016–2020) |
Yang Arif Dato' Rhodzariah Bujang |
5 November 1961 (umur 63) |
Universitas Malaya | 25 Maret 2020 | 4 Mei 2028 | 4 tahun dan 229 hari | Hakim Mahkamah Tinggi Malaysia
(2011–2017) (2017–2020) |
Gedung Kantor
[sunting | sunting sumber]Mahkamah Persekutuan Malaysia terletak di Istana Kehakiman di ibukota administrasi federal Putrajaya. Sebelumnya bertempat di Gedung Sultan Abdul Samad, Kuala Lumpur.
Referensi
[sunting | sunting sumber]- ^ Phang, Andrew (2006). From Foundation to Legacy: The Second Charter of Justice. Singapore: Singapore Academy of Law. hlm. 19–23. ISBN 978-981-05-7194-8.
- ^ a b c d Chionh, Mavis (2005). Y[ew] L[ee] Tan, Kevin, ed. Essays in Singapore Legal History. Singapore: Singapore Academy of Law; Marshall Cavendish Academic. hlm. 93–138 di 99–100. ISBN 978-981-210-389-5.
- ^ Berdasarkan Supreme Court Ordinance 1868 (No. 5 of 1868) (Straits Settlements).
- ^ Perubahan ini masing-masing berdasarkan oleh Judicial Duties Act (No. 3 of 1867) (Straits Settlements) dan Supreme Court Ordinance 1868 (No. 5 of 1868) (Straits Settlements).
- ^ Berdasarkan Courts Ordinance 1878 (No. 3 of 1878) (Straits Settlements).
- ^ Judicial Committee Act 1844 (7 & 8 Vict., c. 69) (UK).
- ^ Ordinance No. XV of 1885 (Straits Settlements).
- ^ Berdasarkan Courts Ordinance 1907 (No. XXX of 1907, Straits Settlements).
- ^ Berdasarkan Straits Settlements (Repeal) Act 1946 (9 & 10 Geo. VI, c. 37).
- ^ Berdasarkan Malaysia Act 1963 (No. 26 of 1963, Malaysia).
- ^ Perubahan ini didasarkan oleh Courts of Judicature Act 1963 (No. 7 of 1964, Malaysia), diterbitkan ulang sebagai Act No. RS(A) 6 of 1966 dalam Singapore Reprints Supplement (Acts) of the Government Gazette.
- ^ Supreme Court of Judicature Act 1969 (No. 24 of 1969), sekarang Supreme Court of Judicature Act (Cap. 322, 2007 Rev. Ed.).
- ^ a b "JURIST | School of Law | University of Pittsburgh". www.law.pitt.edu. Diakses tanggal 2020-07-16.
- ^ a b c "Federal Court of Malaysia". Diarsipkan dari versi asli tanggal 9 Juli 2011.
- ^ "Federal Court Judges | Portal Rasmi Pejabat Ketua Pendaftar Mahkamah Persekutuan Malaysia". www.kehakiman.gov.my. Diakses tanggal 2020-07-16.