Lompat ke isi

Pemuda Akhir Zaman

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Pemuda Akhir Zaman adalah istilah yang merujuk pada fenomena sosial dan religius di mana pemuda dihadapkan dengan berbagai tantangan di era modern yang diyakini sebagai akhir zaman. Istilah ini mencerminkan kekhawatiran terhadap perubahan sosial, moral, dan spiritual di kalangan pemuda yang terjebak dalam budaya materialisme, hedonisme, serta terputus dari nilai-nilai keagamaan.[1]

Pemuda Akhir Zaman sering dikaitkan dengan perilaku yang jauh dari nilai-nilai agama, seperti meningkatnya individualisme, menurunnya rasa tanggung jawab sosial, dan perilaku yang berorientasi pada kepuasan duniawi. Dalam konteks Islam, pemuda di akhir zaman sering diingatkan untuk berpegang teguh pada ajaran agama dan tetap menjaga akhlak serta moral di tengah perubahan sosial yang cepat.[2]

Tentang Istilah Ini

[sunting | sunting sumber]

Awal penggunaan istilah Pemuda Akhir Zaman dalam Islam diduga muncul sebagai bentuk respons terhadap tanda-tanda yang digambarkan dalam hadits mengenai perubahan perilaku manusia menjelang Kiamat. Dalam berbagai hadits, Muhammad menggambarkan bahwa menjelang akhir zaman, umat manusia, termasuk para pemuda, akan mengalami penurunan moral dan agama. Sebagai contoh, hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah menyebutkan bahwa[3]:

Akan datang kepada manusia tahun-tahun yang penuh dengan tipu daya. Saat itu, orang yang jujur dianggap pendusta, sementara yang berdusta dianggap jujur...

— (HR. Ibnu Majah).

Meskipun istilah ini tidak disebutkan secara langsung dalam Bahasa Arab Klasik, ia menjadi populer di kalangan ulama dan tokoh masyarakat yang menggunakannya untuk menggambarkan fenomena degradasi moral di kalangan generasi muda yang dianggap sebagai salah satu tanda-tanda akhir zaman. Dengan demikian, istilah Pemuda Akhir Zaman mengacu pada pandangan bahwa generasi muda di era modern cenderung menjauh dari nilai-nilai agama dan kebenaran, sesuai dengan tanda-tanda akhir zaman yang digambarkan dalam Islam.[4]

Ciri-ciri

[sunting | sunting sumber]

Teguh dalam keimanan

[sunting | sunting sumber]

Pemuda yang kokoh dalam keyakinan, seperti yang dicontohkan oleh generasi sahabat di masa Muhammad.[5]

Menjaga shalat lima waktu

[sunting | sunting sumber]

Muhammad sangat menekankan pentingnya shalat sebagai tiang agama.[6]

Berakhlak mulia

[sunting | sunting sumber]

Pemuda yang mengikuti teladan Muhammad dalam perilaku jujur, amanah, dan menjaga adab terhadap orang lain.[7]

Mencari ilmu

[sunting | sunting sumber]

Muhammad mendorong setiap Muslim untuk menuntut ilmu, terutama ilmu agama, sepanjang hidupnya.[8]

Tertarik pada pengetahuan agama

[sunting | sunting sumber]

Pemuda akhir zaman terus memperdalam pemahaman agama di tengah arus informasi yang sering menyesatkan.[9]

Kritis terhadap media sosial

[sunting | sunting sumber]

Mereka mampu menyaring informasi dan tidak terpengaruh oleh tren yang bertentangan dengan nilai-nilai agama.[10]

Teguh dalam ibadah

[sunting | sunting sumber]

Rutin melaksanakan shalat dan ibadah lainnya meski dihadapkan pada kesibukan atau tekanan lingkungan. [11]

Kisah di dalam Al-Qur'an

[sunting | sunting sumber]

Al-Qur'an tidak menyebutkan secara langsung Pemuda Akhir Zaman, tetapi ada beberapa ayat yang menggambarkan karakteristik pemuda yang relevan dengan kondisi akhir zaman. Salah satu kisah yang mencerminkan kekuatan iman pemuda terdapat dalam Surah Al-Kahfi (18:10-16) tentang Ashabul Kahfi, sekelompok pemuda yang teguh mempertahankan keimanan di tengah masyarakat yang rusak.[12][13]

Hadits yang berkaitan

[sunting | sunting sumber]

Hadits yang sering dikaitkan dengan pemuda di akhir zaman adalah tentang tujuh golongan yang akan mendapatkan naungan Allah di hari kiamat, salah satunya adalah pemuda yang tumbuh dalam beribadah kepada Allah. Hadits ini diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, yang menggambarkan betapa pentingnya menjaga keimanan sejak masa muda.[14]

Selain itu, dalam beberapa hadits, Muhammad mengingatkan bahwa di akhir zaman akan banyak fitnah atau ujian yang berat. Pemuda, sebagai salah satu kelompok yang paling rentan terhadap pengaruh buruk, diingatkan untuk tetap berpegang teguh pada agama dan mengikuti ajaran Al-Qur'an serta sunnah sebagai pedoman hidup.[15]

Muhammad juga menyebut bahwa seseorang akan ditanya tentang masa mudanya pada hari kiamat, seperti yang tercantum dalam riwayat Tirmidzi dan Thabrani bahwa:

Tidaklah bergeser kedua kaki seorang hamba nanti pada hari kiamat, sehingga Allah akan menanyakan tentang (4 perkara:) tentang umurnya dihabiskan untuk apa, tentang ilmunya diamalkan atau tidak, tentang hartanya dari mana dia peroleh dan kemana dia habiskan, tentang tubuhnya digunakan untuk apa.

— (HR Tirmidzi: 2417).

hadits tersebut menegaskan bahwa pentingnya pemanfaatan waktu di masa muda​.[16]

Pengaruh Modernisasi dan Teknologi

[sunting | sunting sumber]

Perkembangan teknologi dan globalisasi memiliki dampak besar terhadap gaya hidup pemuda akhir zaman. Media sosial, internet, dan kemajuan teknologi lainnya memberikan akses cepat terhadap informasi, hiburan, dan gaya hidup modern. Namun, fenomena ini juga diiringi dengan dampak negatif, seperti munculnya budaya konsumerisme dan tekanan sosial yang mendorong pemuda untuk hidup dalam standar materialistik.[butuh rujukan]

Di sisi lain, teknologi juga menyediakan peluang bagi pemuda untuk terlibat dalam gerakan positif, seperti pendidikan daring, aktivisme sosial, dan kewirausahaan digital. Pemuda memiliki peran penting dalam memanfaatkan teknologi untuk tujuan produktif dan positif, sehingga tantangan di era modern dapat diimbangi dengan upaya perbaikan diri dan masyarakat.[17]

Peran Pendidikan dan Keluarga

[sunting | sunting sumber]

Pendidikan dan lingkungan keluarga menjadi faktor penting dalam membentuk karakter pemuda akhir zaman. Kurikulum pendidikan yang memasukkan nilai-nilai moral dan keagamaan dapat membantu pemuda membangun pemahaman yang seimbang antara duniawi dan spiritual. Selain itu, keluarga sebagai unit sosial terkecil berperan dalam memberikan landasan moral dan etika yang kuat kepada pemuda.[18]

Pentingnya pendidikan moral ini ditegaskan dalam berbagai ajaran agama, di mana pemuda dianggap sebagai generasi penerus yang harus memiliki bekal pengetahuan, moralitas, dan tanggung jawab sosial untuk mengatasi tantangan di masa depan. Pemuda Akhir Zaman adalah refleksi dari kondisi generasi muda yang hidup di tengah-tengah perubahan besar, baik dari segi teknologi, moral, maupun spiritual. Tantangan yang dihadapi pemuda di era ini menuntut perhatian serius, terutama dalam hal pendidikan, pembinaan moral, dan pemberdayaan sosial.[19]

Pandangan Para Ulama

[sunting | sunting sumber]

Buya Hamka, seorang ulama dan sastrawan Indonesia, pernah memberikan pandangan yang mendalam tentang pemuda dan akhir zaman. Beliau menekankan pentingnya pemuda memiliki akhlak yang kuat di tengah perubahan zaman. Dalam beberapa tulisannya, Buya Hamka sering mengingatkan bahwa tantangan terbesar pemuda di akhir zaman adalah menjaga nilai-nilai agama di tengah godaan dan kemajuan teknologi yang pesat. Buya Hamka menegaskan bahwa moralitas harus menjadi landasan dalam setiap tindakan pemuda agar mereka tidak terjerumus ke dalam gaya hidup hedonis yang menjauhkan dari spiritualitas .[20]

Dalam berbagai ceramahnya, Ustaz Abdul Somad (UAS) sering membahas tentang pemuda akhir zaman dan peran penting mereka dalam menjaga agama Islam. UAS mengingatkan bahwa pemuda harus menjadi benteng moral di tengah tantangan zaman, terutama dengan meningkatnya degradasi moral dan pengaruh buruk dari media sosial. Menurutnya, pemuda akhir zaman harus terus belajar, mendekatkan diri kepada Allah, dan menjauhi hal-hal yang melalaikan mereka dari ibadah .[21]

Ustaz Hanan Attaki, yang dikenal di kalangan anak muda sebagai dai yang membangun komunitas Hijrah, juga sering menyampaikan pesan-pesan tentang pentingnya pemuda di akhir zaman. Menurut Hanan, pemuda harus memiliki visi dan misi yang jelas dalam hidup, dan tidak hanya terjebak pada kehidupan duniawi. Ia juga mengingatkan pemuda untuk terus berupaya meningkatkan spiritualitas mereka dan tetap berpegang teguh pada ajaran Islam di tengah pergaulan modern yang penuh dengan tantangan .[22]

Syekh Ali Jaber dalam banyak ceramahnya juga mengangkat tema akhir zaman, termasuk bagaimana peran pemuda sangat penting dalam menghadapi tantangan tersebut. Beliau mengingatkan agar pemuda tidak larut dalam kemajuan zaman yang menjauhkan mereka dari agama. Menurut Syekh Ali Jaber, salah satu tanda akhir zaman adalah munculnya banyak fitnah yang dapat menggoyahkan keimanan, sehingga pemuda diharapkan dapat memperkuat keimanan mereka melalui ilmu agama dan amal saleh .[23]

Menurutnya, pemuda akhir zaman berada di situasi yang penuh tantangan, terutama terkait pengaruh teknologi dan kemerosotan moral yang semakin merajalela. Beliau menekankan pentingnya para pemuda mempersiapkan diri dengan memperkuat iman dan amal, mengingat tanda-tanda akhir zaman seperti munculnya fitnah dan penyebaran kebatilan semakin terlihat jelas. Dalam ceramahnya, Ustadz Khalid sering kali menyebutkan bahwa salah satu tanda akhir zaman adalah ketika kebaikan dianggap sebagai keburukan dan sebaliknya. Oleh karena itu, beliau mengajak generasi muda untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah dan tidak terpengaruh oleh godaan dunia yang melalaikan.[24]

Sementara itu menurut, Ustaz Syafiq Riza Basalamah juga sering mengingatkan pemuda tentang pentingnya menjaga akhlak dan meneladani Rasulullah di zaman penuh fitnah ini. Beliau menekankan bahwa pemuda yang mampu menjaga keimanannya akan mendapatkan perlindungan khusus dari Allah, terutama di tengah godaan dunia yang semakin kuat.[25]

Menurutnya,pemuda akhir zaman dihadapkan dengan berbagai tantangan besar, terutama yang berhubungan dengan moral dan spiritualitas. Salah satu ancaman terbesar yang disebutkan adalah penyakit "wahn," yaitu cinta dunia dan takut mati. Hal ini dijelaskan dalam hadits, yang menggambarkan bahwa umat Islam pada akhir zaman akan kehilangan kekuatan karena terlalu mencintai dunia dan tidak lagi memiliki semangat perjuangan, sehingga menjadi lemah di hadapan musuh-musuhnya. Selain itu, Ustaz Adi Hidayat menyarankan tiga amalan penting yang harus dikerjakan oleh pemuda di akhir zaman, yakni memperkuat iman, menjauhi maksiat, dan berpegang teguh pada ajaran Al-Qur'an dan hadits. Dengan menjalankan amalan-amalan ini, umat Islam, terutama para pemuda, dapat menghindari kerusakan moral dan spiritual yang semakin meluas pada masa akhir zaman.[26]

Ustaz Firanda Andirja menekankan pentingnya kembali kepada ajaran Al-Qur'an dan sunnah sebagai benteng menghadapi godaan dan fitnah akhir zaman. Khususnya, pemuda dihadapkan pada tantangan besar dari gaya hidup modern yang menjauhkan dari nilai-nilai Islam. Salah satu bentuk ketakwaan yang beliau tekankan adalah kemampuan menundukkan pandangan dari hal-hal haram, yang dianggapnya sebagai karomah (kemuliaan) dan tanda seseorang sebagai wali Allah, khususnya di zaman penuh ujian moral ini.[27]

Menurutnya, pemuda di akhir zaman harus kembali pada tauhid dan menjalankan ajaran Islam berdasarkan Al-Qur'an dan Sunnah. Dalam menghadapi berbagai fitnah dan tantangan modern, ia menekankan pentingnya penguatan akidah dan menjauhi syirik, yang merupakan dosa terbesar. Ustaz Yazid sering menegaskan bahwa dakwah harus selalu mengutamakan ketauhidan, sebagai fondasi utama untuk menjaga keimanan pemuda di tengah arus kehidupan yang semakin jauh dari nilai-nilai Islam. Dakwah yang benar, menurutnya, bukan hanya memberikan hiburan, tetapi harus membawa manusia menuju kebenaran dan keluar dari kebodohan spiritual, seperti yang terjadi pada kaum jahiliyah sebelum datangnya Muhammad.[28]

dalam beberapa kajiannya terkait "Pemuda Akhir Zaman" menekankan bahwa salah satu tantangan utama yang dihadapi pemuda pada masa ini adalah fitnah dan ujian yang semakin berat. Ustaz Muhammad Nuzul Dzikri juga menyoroti pentingnya pemuda memiliki akidah yang kuat, keberanian dalam menyuarakan kebenaran, serta kesabaran dalam menghadapi cobaan. Dengan keteguhan iman, seorang pemuda dapat menjadi agen perubahan meski berada dalam lingkungan yang penuh fitnah. Menurutnya, pemuda pada akhir zaman dituntut untuk tidak hanya religius, tetapi juga memiliki etos perjuangan yang kokoh demi mempertahankan akidah dan kebenaran.[29]

Ia juga sering mengingatkan bahwa kisah-kisah dalam Al-Qur'an, seperti kisah Ashabul Kahfi dan Ashabul Ukhdud, menjadi inspirasi bagi pemuda zaman sekarang. Kisah tersebut menunjukkan ketabahan dan keberanian pemuda terdahulu dalam mempertahankan iman di tengah tekanan dan kezaliman, sebuah cerminan dari bagaimana pemuda harus bersikap di akhir zaman.[30]

Lihat pula

[sunting | sunting sumber]

Referensi

[sunting | sunting sumber]
  1. ^ "Menjadi Pemuda Ideal di Akhir Zaman - islamsantun.org". 2020-02-18. Diakses tanggal 2024-09-13. 
  2. ^ "Menjadi Pemuda Ideal di Akhir Zaman - islamsantun.org". 2020-02-18. Diakses tanggal 2024-09-13. 
  3. ^ Wani, Misbahul (2019-06-26). "Pemuda Dalam Al-Qur'an Dan As-Sunnah: Pemuda Islam Yang Berkualitas Tidak Lepas Dari Pendidikan Orang Tua Yang Totalitas". Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur'an dan al-Hadits. 13 (1): 71–94. doi:10.24042/al-dzikra.v13i1.2077. ISSN 1978-0893. 
  4. ^ Wijayanti, Indriana (2021-05-01). "KEMEROSOTAN NILAI MORAL YANG TERJADI PADA GENERASI MUDA DI ERA MODERN". dx.doi.org. Diakses tanggal 2024-09-15. 
  5. ^ Kirana, Siti Adisya (2024-03-21). "Ciri-ciri Pemuda yang Dikagumi Allah SWT". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  6. ^ Yuwita, Vitus (2018-12-13). "PENTINGNYA GOTONG-ROYONG SEBAGAI PEMERSATU PEMUDA ANTAR AGAMA". dx.doi.org. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  7. ^ Sari, Erlita Kurniawati; Susena, Susena (2020-01-31). "Upaya pemerintah desa dalam mengatasi perilaku sosial masyarakat yang menggantungkan diri terhadap pemberian orang lain". Jurnal Citizenship: Media Publikasi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. 3 (1): 5. doi:10.12928/citizenship.v3i1.17996. ISSN 2614-0039. 
  8. ^ Kirana, Siti Adisya (2024-03-21). "Ciri-ciri Pemuda yang Dikagumi Allah SWT". www.viva.co.id. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  9. ^ Hidayat, Rahmat (2020-07-03). "Dunia dan Dīn (Agama) di Tengah Arus Globalisasi". Jurnal Studi Agama. 4 (1): 35–49. doi:10.19109/jsa.v4i1.6160. ISSN 2655-9439. 
  10. ^ RAHMADANI, DESILIA (2019-11-28). "RADIKALISME TIDAK SESUAI DENGAN NILAI-NILAI PANCASILA". dx.doi.org. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  11. ^ "HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SHALAT TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA". Jurnal Endurance. 1 (3): 144–151. 2022-06-21. doi:10.22216/jen.v1i3.1008. ISSN 2477-6521. 
  12. ^ Wani, Misbahul (2019-06-26). "Pemuda Dalam Al-Qur'an Dan As-Sunnah: Pemuda Islam Yang Berkualitas Tidak Lepas Dari Pendidikan Orang Tua Yang Totalitas". Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur'an dan al-Hadits. 13 (1): 71–94. doi:10.24042/al-dzikra.v13i1.2077. ISSN 1978-0893. 
  13. ^ News, Muslimah (2023-01-07). "[Tokoh Bicara] Ujian Pemuda Akhir Zaman". Muslimah News. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  14. ^ Lc, Muhammad Idris (2022-05-25). "Khotbah Jumat: Pentingnya Masa Muda dalam Islam". Muslim.or.id. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  15. ^ Lc, Muhammad Idris (2022-05-25). "Khotbah Jumat: Pentingnya Masa Muda dalam Islam". Muslim.or.id. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  16. ^ Ahmadi Husain (2020-12-30). "Tiga Orang yang Tidak Akan Dipandang, Diajak Berbicara, dan Disucikan oleh Allah pada Hari Kiamat". PAPPASANG. 2 (2): 74–104. doi:10.46870/jiat.v2i2.70. ISSN 2745-3812. 
  17. ^ "Pesan Rasulullah tentang Pemuda". Republika Online. 2019-08-15. Diakses tanggal 2024-09-13. 
  18. ^ "Pesan Rasulullah tentang Pemuda". Republika Online. 2019-08-15. Diakses tanggal 2024-09-13. 
  19. ^ "Pesan Rasulullah tentang Pemuda". Republika Online. 2019-08-15. Diakses tanggal 2024-09-13. 
  20. ^ Faris, Muhammad Faris (2023-11-05). "Pemikiran Buya Hamka tentang kurikulum pendidikan islam". Kutubkhanah. 23 (1). doi:10.24014/kutubkhanah.v23i1.20315. ISSN 2407-1633. 
  21. ^ "Ini 5 Tanda-tanda Akhir Zaman, Ustaz Abdul Somad Ingatkan Tanda Ini Sudah Terjadi Sekarang - Bangkapos.com". bangka.tribunnews.com. Diakses tanggal 2024-09-13. 
  22. ^ Kartikawati, Eny. "Ustaz Hanan Attaki: Kenalan dengan Para Pemuda Keren di Mata Allah". detiknews. Diakses tanggal 2024-09-13. 
  23. ^ "Syekh Ali Jaber Ungkap Golongan yang Diberi Kemuliaan di Yaumul Mahsyar Hari Kiamat, Apa Amalannya?". liputan6.com. 2024-09-12. Diakses tanggal 2024-09-13. 
  24. ^ "12 Kejadian yang Bakal Terjadi di Akhir Zaman Menurut Ustaz Khalid Basalamah". www.tvonenews.com. 2023-03-28. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  25. ^ Syafiq Riza Basalamah Official (2021-10-02), Generasi Muda Era Digital - Ustadz Dr Syafiq Riza Basalamah, M.A, diakses tanggal 2024-09-14 
  26. ^ SUMEKS.CO. "Ini Tiga Amalan Pokok dari Ustad Adi Hidayat Dalam Menghadapi Akhir Zaman". SUMEKS.CO. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  27. ^ "Inilah Pemuda Akhir Zaman – Firanda Andirja Official". Diakses tanggal 2024-09-14. 
  28. ^ "Begini Jalan Dakwah Ustaz Yazid Jawas". Republika Online. 2024-07-11. Diakses tanggal 2024-09-14. 
  29. ^ Wani, Misbahul (2019-06-26). "Pemuda Dalam Al-Qur'an Dan As-Sunnah: Pemuda Islam Yang Berkualitas Tidak Lepas Dari Pendidikan Orang Tua Yang Totalitas". Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur'an dan al-Hadits. 13 (1): 71–94. doi:10.24042/al-dzikra.v13i1.2077. ISSN 1978-0893. 
  30. ^ Wani, Misbahul (2019-06-26). "Pemuda Dalam Al-Qur'an Dan As-Sunnah: Pemuda Islam Yang Berkualitas Tidak Lepas Dari Pendidikan Orang Tua Yang Totalitas". Al-Dzikra: Jurnal Studi Ilmu al-Qur'an dan al-Hadits. 13 (1): 71–94. doi:10.24042/al-dzikra.v13i1.2077. ISSN 1978-0893. 

Pranala luar

[sunting | sunting sumber]