JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf), menargetkan 1,4-1,5 miliar pergerakan wisatawan nusantara (wisnus) selama 2024.
Namun, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat angka pergerakan wisnus masih sebanyak 598,72 juta perjalanan selama Januari-Juli 2024.
Baca juga:
Rendahnya angka pergerakan wisnus, menurut Direktur Pemasaran Pariwisata Regional I Kemenparekraf, Wisnu Sindhutrisno, salah satunya disebabkan oleh mahalnya tiket pesawat.
"Saat ini memang masih segmented ya. Jadi masih wisata di pulau (masing-masing) istilahnya. Kalau yang tinggal di pulau Jawa, (berlibur) di pulau Jawa," ujar Wisnu saat ditemui media di Kompas Travel Fair 2024, Jumat (20/9/2024).
"(Orang) Sumatera juga (berlibur) di sekitar Sumatera saja gitu. Ya karena bisa (ditempuh) tidak hanya lewat penerbangan, tetapi juga lewat jalan darat," tambahnya.
Baca juga:
Wisnu menjelaskan, ada beberapa penyebab tiket pesawat mahal, dari harga avtur yang mahal sampai komponen pajak.
Penurunan harga tiket pesawat, kata Wisnu, masih dalam proses. Targetnya, harga tiket pesawat direncanakan turun mulai Oktober 2024 hingga awal 2025.
"Kalau dari Kemenparekraf tentunya akan terus mendorong untuk promosi destinasi pariwisata dan pengembangan destinasi lain yang bisa didatangi tidak hanya melalui penerbangan," terang Wisnu.
"Misalnya, lewat jalan darat menggunakan kereta atau kalau di Bintan, Batam, Lombok, dan Bali, bisa memakai kapal feri," tambah dia.
Baca juga:
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.View this post on Instagram